Dunia
jurnalistik adalah dunia yang berhubungan dengn media massa. Serta berhubungan
langsung dengan khalayak. Maka dari itu hendaklah bahasa yang digunakan adalah
bahasa yang familiar atau bahasa yang dekat ditelinga masyarakat pembaca,
pendengar atau pemirsanya. Selain bahasanya yang harus familiar bahasa dalam
media juga harus sederhana, mengapa? Karena mengingat tingkat pengetahuan
pembaca, pendengar, ataupun pemirsa berbeda-beda. Pembaca media mencakup semua
kalangan, dari kalangan atas hingga kalangan bawah, jadi bahasa dalam media
harus pas dengan bahasa sehari-hari, bahasa yang sering didengar dan akrab
ditelinga masyarakat pembaca.
Bagi para jurnalis bahasa adalah
senjata penting yang harus ada. Dan jurnalis juga harus pandai merangkai
kata-kata karena kata adalah peluru bagi penulis dalam media. Hanya dengan
kata-kata penulis dapat mempengaruhi pikiran, suasana hati, para pembaca,
pendengar, ataupun para pemirsanya. Selain kata-kata yang akan menjadi
perhatian pembaca padanan kata, kalimat, paragraf, gaya bahasa tentu saja
menjadi penentu dalam kepandaian penulis dalam menguasai tata cara penulisan
yang baik. Bahasa jurnalistik juga tentu harus menarik, segar dan berkarakter
serta lugas dan simpel. Kalimatnya pun harus logis, dinamis, demokratis serta
populis. Setiap kata dalam dunia jurnalistik harus bermakna. Perkembangan
bahasa jurnalistik pada era ini berkembang sangat pesat, dibuktikan dengan
bermunculannya bahasa baru yang menjamur dalam masyarakat. Bahasa jurnalistik
selalu mengalami perkembangan disettiap proses nya.
Namun perkembangan yang pesat itu
tidak didukung dengan kemampuan penulis dalam memahami kaidah penulisan kalimat
dan bahasa yang baik. Bahasa yang seharusnya digunakan adalah bahasa yang baik
serta benar sesuai bahasa indonesia dan baku. Maka dari itu, berdasarkan
kenyataan ini penulis mencoba mengulas secara detail mengenai bahasa indonesia
baku dan penggunaannya dalam dunia jurnalistik dalam bentuk makalah dengan
judul “Bahasa Indonesia dan Jurnalistik”.
A.
Pengertian bahasa jurnalistik
Bahasa jurnalistik adalah gaya bahasa
yang digunakan wartawan dalam menulis berita. Disebut juga bahasa komunikasi
massa (Language of Mass Communication, disebut pula Newspaper Language), yakni
bahasa yang digunakan dalam komunikasi melalui media massa, baik komunikasi
lisan (tutur) di media elektronik maupun komunikasi tertulis dengan ciri khas
singkat, padat, dan mudah dipahami. Bahasa jurnalistik memiliki sifat-sifat
khas yang singkat, padat, sederhana, lancar,jelas, lugas, menarik, dan netral.
Namun tetap berdasar kepada bahasa baku.
Pengertian
menurut para ahli:
Menurut
Rosihan Anwar, bahasa jurnalistik
adalah satu ragam bahasa yang digunakan wartawan yang memiliki sifat-sifat khas
singkat, padat, sederhana, lancar, jelas, lugas, serta menarik. Berbeda dengan Prof. F. Wojowasito, bahasa jurnalistik
adalah bahasa komunikasi massa sebagai tampak dalam harian-harian dan
majalah-majalah. Menurut M. Wonohito
(bahasa surat kabar) bahasa jurnalistik adalah suatu jenis bahasa tertulis
yang memiliki sifat-sifatnya dengan bahasa sastra, bahasa ilmu atau bahasa buku
pada umumnya. Kurniawan Junaedhie
(Ensiklopedia Pers Indonesia) bahasa jurnalistik adalah bahasa yang
digunakan oleh penerbitan pers. Bahasa yang mengandung makna informatif,
persuasif, dan yang secara konsensus merupakan kata-kata yang bisa dimengerti
secara umum, harus singkat namun jelas dan tidak bertele-tele.
Bahasa
Baku
Bahasa baku adalah bahasa yang
digunakan oleh masyarakat paling luas pengaruhnya dan paling besar wibawanya.
Bahasa ini digunakan dalam situasi resmi, baik lisan maupun tetulis. Bahasa
baku menjalankan empat fungsi, yaitu:
Pertama,
pemersatu.
Kedua, penanda kepribadian. Ketiga, penambah wibawa. Keempat, kerangka acuan.
Acuan
penulis dalam menulis
Rosihan Anwar (2004) menmberikan beberapa patokam dalam
menggunakan bahasa jurnalistik.
·
Gunakan
kalimat-kalimat pendek
·
Gunakan
bahasa biasa yang mudah dipahami orang
·
Gunakan
bahasa sederhana dan jernih pengutaraannya
·
Gunakan
bahasa tanpa kalimat majemuk
·
Gunakan
kalimat aktif, bukan pasif.
·
Gunakan
bahasa padat dan kuat
·
Gunakan
bahasa positif, bukan negatif
Karakteristik
Bahasa Jurnalistik
Secara seksama, bahasa jurnalistik dapat
dibedakan berdasarkan bentuknya, yaitu Bahasa Jurnalistik Media Cetak, Bahasa
Jurnalistik Radio, Bahasa Jurnalistik Televisi, Bahasa Jurnalistik Media Online
Internet. Terdapat 17 karakteristik Bahasa Jurnalistik yang berlaku untuk semua
jenis media tersebut. Yaitu:
ü Sederhana
ü Singkat
ü Padat
ü Lugas
ü Jelas
ü Jernih
ü Menarik
ü Demokratis
ü Populis
ü Logis
ü Gramatikal
ü Menghindari kata tutur
ü Menghindari kata dan
istilah asing
ü Mengutamakan kalimat
aktif
ü Menghindari kata atau
istilah teknis
ü Tunduk kepada kaidah
etika
Media
massa memang tidak pernah lepas dari yang namanya Bahasa Indonesia. Media massa
mengambil peran besar dalam mempengaruhi pola tingkah laku masyarakat. Terutama
dalam segi bahasa. Bahasa yang digunakan di media massa semuanya akan ditiru
oleh masyarakat, baik yang asing maupun yang lokal. Masyarakat tentu saja tidak
menyaring terlebih dahulu sebelum mereka mengucapkan apa yang mereka ucapkan.
Bahasa yang mereka dapat dari media adalah bahasa yang masyarakat anggap benar.
Jadi, bahasa yang media suguhkan berpengaruh besar bagi pembaca, pendengar, dan
pemirsa. Sehingga, bahasa yang digunakan oleh media adalah bahasa yang benar,
baik, dan sesuai kaidah. Selain mendapat informasi masyarakat juga tanpa sadar
telah belajar bahasa yang benar dan ikut melestarikan bahasa indonesia. Dan,
tulisan yang disajikan akan menarik dan indah jika sesuai dengan aturan
menulis, dan aturan tata bahasa yang ada.
Bagi para jurnalis yang berada pada bidangnya
hendaknya memperhatikan dan mendalami tentang bagaimana cara membuat sebuah
tulisan yang menarik dan sesuai dengan kaidah penulisan. Agar tidak terjadi
hal-hal yang salah seperti gagal menyampaikan makna tulisan kepada pembaca,
pendengar, dan pemirsanya. Karena, bahasa indonesia pada media mencerminkan
terjaganya bahasa indonesia. Jika bahasa media baik berarti bahasa bangsa juga
baik.
Bahasa indonesia menjadi erat kaitannya dengan jurnalistik,
karena bidang ini bekerja dengan pola susunan kata. Jurnalistik adalah bidang
yang banyak melakukan olah kata, jadi seorang jurnalis dituntut harus
benar-benar mampu menguasai semua hal yang berkaitan dengan bahasa, Tentu saja
bahasa indonesia. Penggunaan bahasa yang berkualitas dan berkarakter akan
membuat kualitas tersendiri bagi tulisan yang dihasilkan. Penulisan karya tulis
para jurnalis yang baik akan terlihat melalui penggunaan kalimat dan diksi yang
dipakai. Susunan kata yang dipadankan secara baik akan mencerminkan seorang
penulis yang baik pula. Jadi untuk para jurnalis muda terutama sangat
dianjurkan untuk memahami kaidah bahasa yang baik. Ketika setiap aturan dan
kaidah yang dianjurkan telah diterapkan, maka sangat mungkin karya yang luar
biasa akan tercipta. Dan tentu saja tidak akan terjadi kesalahan dalam
penyampaian makna kepada pembaca, pendengar, dan pemirsa. Dan menjadi salah
satu pilihan tetap para penikmat berita terutama.