Sabtu, 17 April 2021

SELEKSI PENYUNTINGAN BERITA

 

 

 

Fungsi utama media massa adalah menyampaikan informasi, menghibur, mendidik, dan memberikan pengaruh kepada publik (to inform, to entertain, to educate, and to influence).  Dalam menjalankan fungsinya, pers  Indonesia memiliki  kebebasan yang dijamin UUD. Namun, pada saat yang sama, pers yang bebas  juga memiliki tanggung jawab.  Kebebasan dan tanggung jawab adalah dua sisi dari satu mata uang yang sama.  Ini semua diatur dalam UU Pers dan Kode Etik Jurnalistik. Pers di negara demokrasi seperti  di Indonesia menjadi kekuatan keempat setelah eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Pers sesuai UU Pers menjalankan fungsi kontrol sosial atau watch dog. Untuk bisa menjalankan peran ini, pers Indonesia harus nonpartisan, tidak menjadi alat kepentingan tertentu, apakah itu kepentingan politik atau kepentingan bisnis.

Satu-satunya kepentingan pers Indonesia adalah kepentingan masyarakat, kepentingan umum, kepentingan publik, baik kepentingan masyarakat Indonesia (national interest)  maupun kemanusiaan universal. Halaman media massa cetak,  jam tayang media massa audiovisual, dan ruang media elektronik  adalah domein publik, bukan domein privat. Halaman media massa cetak,  jam tayang, dan ruang media elektronik harus digunakan sebesar-besarnya dan seluas-luasnya bagi kepentingan umum. Itu sebabnya, pers Indonesia dilindungi UU Pers.

Agar berita yang disajikan mendekati kebenaran dan tidak merugikan salah satu pihak yang terkait dengan peristiwa, maka berita  harus cover both sides bahkan  cover  multi sides sesuai kompleksitas masalah agar persoalan yang  terjadi  bisa tergambar dengan baik. Sejarah pers mulai berubah ketika pers berkembang menjadi sebuah industri.  Agar sebuah industri pers bertahan hidup dan berkembang maju, idealisme saja tak cukup. Pers harus memperkuat sisi komersial. Aspek komersial ini kemudian menjadi sedemikian dominan ketika jumlah penerbitan pers kian banyak.

 

Job Desc Editor

Job description, gambaran kerja, uraian pekerjaan, atau tugas editor adalah editing (mengedit, menyunting), yakni proses penentuan, seleksi, dan perbaikan (koreksi) naskah yang akan dimuat atau dipublikasikan.

Di media massa, editing adalah tugas redaktur, editor, atau penanggung jawab rubrik (jabrik). Editor pula yang menentukan dimuat-tidaknya sebuah tulisan.

Dalam proses penulisan naskah berita, editing merupakan bagian dari aktivitas pengolahan hasil liputan (news processing) setelah melewati tahap news planning (perencanaan berita), news gathering (peluputan peristiwa di lapangan), dan news writing (penulisan bahan-bahan berita menjadi sebuah tulisan berita).

Penyuntingan merupakan suatu proses kegiatan untuk menyiapkan naskah agar siap cetak atau siap terbit dalam sebuah penerbitan atau percetakan, langkah-langkahnya dengan membaca, mencermati, dan memperbaiki naskah. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyunting, yaitu sistematika penulisan, isi, bahasa, ejaan, diksi, dan struktur kalimat dalam naskah yang telah dikirim seorang penulis naskah. Tujuan penulisan paper ini yaitu untuk memperoleh penjelasan tentang proses penyuntingan berita dalam media online. Kegiatan penyuntingan dan kegiatan menulis saling berhubungan, karena menyunting merupakan salah satu kompetensi dasar dari menulis. Dalam kegiatan menulis juga perlu melewati proses penyuntingan. Kegiatan menyunting dilalui melalui beberapa tahapan yaitu memahami struktur penulisan sesuai ejaan, menguasai tata bahasa yang baik, memiliki pengetahuan yang luas serta memiliki ketelitian dan kesabaran. Kegiatan menyunting juga akan semakin meningkatkan kemampuan menulis seseorang, karena dengan menyunting seseorang akan bertambah pengetahuan tentang penggunaan tanda baca, ejaan, diksi, bahasa yang baik, dan keefektifan dalam sebuah kalimat.

Penyuntingan dalam Media Online

Masyarakat lebih menyukai berita melalui online karena masyarakat merasa mereka mendaparkan berita yang baru dan benar-benar baru. Portal berita online selalu mengutamakan kecepatan dalam penyampaian berita, sehingga mereka berlomba untuk menjadi yang paling cepat mengabarkan. Akan tetapi, pemenuhan terhadap kebutuhan khalayak akan kecepatan pemberitaan justru tidak memberikan informasi yang baik.

Saat ini media online menyajikan berbagai informasi bagi masyarakat yang membutuhkannya. Situs berita merupakan salah satu desain media onlie yang sifatnya umum yang pengaplikasiannya dalam bentuk jurnalistik modern. Situs berita merupakan jalan bagi pengakses informasi untuk mendapatkan pengetahuan dan berita paling mutakhir (Widodo, 2012). Berita yang diperoleh masyarakat baik koran, radio, televisi maupun online memiliki persamaan yakni mengandung 5W 1H (Marta, 2010). Melalui tulisan seseorang dapat mengungkapkan idenya secara jelas, sistematis dan logis sehingga tulisan tersebut dapat dijadikan sarana berkomunikasi yang sesuai dengan konteksnya (Saddhono, 2014).

Dilihat secara content, web berita online tidak terlalu terpaku pada kaidah- kaidah penulisan yang digunakan jurnalistik pada umumnya, namun dalam isi berita harus mencukup 5W (what,where,who,why, when) + 1H (how). Biasanya isi berita bersifat langsung, singkat dan mudah dicerna, dalam arti tidak bertele-tele. Isi berita mencakup 5W + 1H pendapat tersebut selaras dengan Sumandria, 2006 yaitu berita senantiasa menunjukkan pada formula 5W + 1H dan 1S yaitu (safety / aman) yang dimaksudkan agar tidak akan menimbulkan dampak negatif. Berita ditulis dengan menggunakan rumus 5W + 1H, agar berita itu lengkap akurat, dan sekaligus memenuhi standar teknis jurnalistik (Susanti, 2014).

Kegiatan penyuntingan online meliputi membaca secara keseluruhan dan cermat, teliti, kritis dan berulang-ulang untuk menemukan celah ketidaktepatan dalam penggunaan bahasa dan memberikan tanda koreksi pada naskah onlie yang terdapat kesalahan. Dengan adanya hal tersebut, tulisan yang telah lolos sunting memiliki kualitas yang baik dari segi bahasa (tanda baca, ejaan, diksi, struktur kalimat), isi dan penyajiannya. Menulis merupakan ketrampilan yang lebih sulit dikuasai bahkan oleh si penutur asli bahasa yang masih memiliki keterkaitan, hal tersebut dapat terjadi karena kemampuan menulis menghendaki berbagai penguasaan berbagai unsur kebahasaan dan unsur di luar bahasa itu sendiri yang akan menjadi isi tulisan (Wulandari dkk., 2015).