Minggu, 27 Maret 2022

MANAJEMEN MEDIA DIGITAL

 

Pada era moderen, pengelolaan media massa membutuhkan investasi yang cukup besar. Kondisi ini mensyaratkan bisnis media massa hanya bisa dilakukan para pemilik modal serta yang memiliki akses kepada lembaga keuangan untuk menopang keberlanjutan usaha. Investor menginvestasikan dana untuk mengembangkan perusahaan, serta memperkuat diri dalam menghadapi persaingan bisnis. Investor tidak hanya harus mengembalikan modal yang sudah ditanamkan, tetapi juga harus
meraih keuntungan.

Revolusi industri dan teknologi telah mengubah cara kerja media dalam bisnis, pemberitaan, distribusi, dan iklan. Teknologi mengubah media dari kegiatan sambilan menjadi industri yang membutuhkan investasi cukup besar. Kemajuan teknologi telah meningkatkan ukuran, jangkauan, dan efisiensi dalam semua jenis usahanya untuk menghadapi persaingan industri media. Kemajuan teknologi juga memunculkan produk media baru yang memiliki nilai ekonomis seperti film, radio, dan televisi, dan internet. Lahirnya media baru tersebut, untuk melengkapi bisnis media tersebut.

Peralatan kerja yang dibutuhkan untuk menjalankan roda perusahaan media harus generasi terbaru. Karena karakter dari bisnis media harus memiliki kecepatan, keakuratan, dan ketepatan dalam menyampaikan informasi kepada khalayak. Untuk mendukungnya, harus menggunakan teknologi baru. Seperti yang diungkapkan Rivers, Peterson, Jensen, kemajuan teknologi memudahkan peliputan dan pemberitaan (2004:69).

Kemajuan teknologi komunikasi seperti internet memberikan dampak cukup besar bagi industri manajemen media cetak (surat kabar, majalah, dan tabloid). Internet mempengaruhi industri suratkabar mulai tahun 1991. Kehadiran internet membuat konten media dapat disatukan dalam satu perangkat. Konten media yang sebelumnya terpisah, seperti teks, gambar, video, dan suara kini dapat digunakan pada satu perangkat, tanpa tergantung waktu dan tempat. Konsumen juga menjadi aktif karena menerima informasi tambahan dan fitur pada topik tertentu. Misalnya, ketika mencari informasi di internet melalui smartphone, konsumen dapat melihat informasi teks, video, radio, musik, serta film sekaligus. Pavlik (2001:xiv) menyebut internet mengubah jurnalisme dalam empat cara. Pertama, sifat konten berita berubah sebagai hasil dari kemajuan teknologi media baru. Kedua, cara wartawan melakukan pekerjaan mengikuti karakter era digital. Ketiga, struktur ruang berita dan industri berita sedang mengalami transformasi mendasar. Keempat, media baru membawa tentang penataan kembali hubungan antara organisasi berita, wartawan, dan publik, termasuk penonton, sumber, pesaing, pengiklan, dan pemerintah.

Internet mengharuskan manajemen industri media melakukan konvergensi yaitu penggabungan teknologi media, telekomunikasi, dan komputer yang terintegrasi menjadi suatu sistem tunggal, sehingga disebut jaringan intelejen. Jaringan ini dinilai tidak hanya sebagai suatu teknologi, tapi juga sebagai sumber daya informasi. Pengertian konvergensi mulai berkembang pada tahun 1960-an ketika Departemen Pertahanan Amerika Serikat mulai bekerja sama melakukan penelitian dengan universitas untuk mengembangkan sistem jaringan sekarang yang dikenal sebagai Internet. Brigg (2006:326) menyebut kata konvergensi mulai dikenal tahun 1970-an, merujuk pada sebuah perkawinan antara komputer dan telekomunikasi yang dilanjutkan dengan bersatunya industri media dan telekomunikasi. Barulah tahun 1990-an, konvergensi mulai dikaitkan dengan perkembangan teknologi digital, integrasi teks, audio, video yang berbeda-beda dalam platform media.

Gustafsson & Schwarz (2013:12) menyebut konvergensi adalah produk ber-platform digital yang secara fisik mengintegrasikan dua atau lebih teknologi berplatform digital menjadi bentuk produk yang umum. Pengertian konvergensi semakin mengerucut yaitu bergabungnya layanan yang dahulu terpisah, termasuk internet, televisi, kabel, dan telepon. Sedangkan Borders (2006;5) menajamkan definisikan konvergensi sebagai ranah ketika kerjasama terjadi antara media cetak dan siaran untuk pengiriman konten multimedia melalui penggunaan komputer dan internet. Konvergensi didorong oleh persimpangan konten melalui berbagai platform dengan menggunakan komputer dan internet. Perusahaan media memaksimalkan penggunaan konten yang mereka hasilkan dan mendistribusikannya melalui berbagai
platform.

Tempo Media Group yang memproduksi Majalah Tempo, Koran Tempo, Tempo.co merupakan salah satu perusahaan pers terbesar di Indonesia. Manajemen Tempo Media Group telah melakukan perubahan dari media cetak menjadi media digital. Dan kini dinilai sebagai rujukan bagi industri media berbasis digital. Pengunjung situs Tempo.co mencapai 40 juta per bulan pada 2014, melonjak 62,5 persen dibanding tahun 2013. Jumlah halaman yang dibuka (page view) meningkat dari 99,5 juta per bulan pada 2013 menjadi 137 juta per bulan pada 2014. Kinerja ini mencerminkan Tempo Media Group berhasil mengembangkan bisnis media searah dengan kemajuan teknologi dan tuntutan pembaca.

disarikan melalui Media Sucahya, https://media.neliti.com/media/publications/publications/256484-manajemen-media-digital-d5f524cb.pdf