sebuah blog berisi pembelajaran mengenai hakekat sebuah ilmu pengetahuan. Dimana sebuah ilmu pengetahuan lahir untuk membedah gejala-gejala interaksi yang ada di alam semesta. Ilmu pengetahuan yang dapat saja berubah dan tak menjadi kekal untuk selamanya.
Selasa, 24 November 2015
Kamis, 24 September 2015
Bahasa Indonesia dan Jurnalistik
Dunia
jurnalistik adalah dunia yang berhubungan dengn media massa. Serta berhubungan
langsung dengan khalayak. Maka dari itu hendaklah bahasa yang digunakan adalah
bahasa yang familiar atau bahasa yang dekat ditelinga masyarakat pembaca,
pendengar atau pemirsanya. Selain bahasanya yang harus familiar bahasa dalam
media juga harus sederhana, mengapa? Karena mengingat tingkat pengetahuan
pembaca, pendengar, ataupun pemirsa berbeda-beda. Pembaca media mencakup semua
kalangan, dari kalangan atas hingga kalangan bawah, jadi bahasa dalam media
harus pas dengan bahasa sehari-hari, bahasa yang sering didengar dan akrab
ditelinga masyarakat pembaca.
Bagi para jurnalis bahasa adalah
senjata penting yang harus ada. Dan jurnalis juga harus pandai merangkai
kata-kata karena kata adalah peluru bagi penulis dalam media. Hanya dengan
kata-kata penulis dapat mempengaruhi pikiran, suasana hati, para pembaca,
pendengar, ataupun para pemirsanya. Selain kata-kata yang akan menjadi
perhatian pembaca padanan kata, kalimat, paragraf, gaya bahasa tentu saja
menjadi penentu dalam kepandaian penulis dalam menguasai tata cara penulisan
yang baik. Bahasa jurnalistik juga tentu harus menarik, segar dan berkarakter
serta lugas dan simpel. Kalimatnya pun harus logis, dinamis, demokratis serta
populis. Setiap kata dalam dunia jurnalistik harus bermakna. Perkembangan
bahasa jurnalistik pada era ini berkembang sangat pesat, dibuktikan dengan
bermunculannya bahasa baru yang menjamur dalam masyarakat. Bahasa jurnalistik
selalu mengalami perkembangan disettiap proses nya.
Namun perkembangan yang pesat itu
tidak didukung dengan kemampuan penulis dalam memahami kaidah penulisan kalimat
dan bahasa yang baik. Bahasa yang seharusnya digunakan adalah bahasa yang baik
serta benar sesuai bahasa indonesia dan baku. Maka dari itu, berdasarkan
kenyataan ini penulis mencoba mengulas secara detail mengenai bahasa indonesia
baku dan penggunaannya dalam dunia jurnalistik dalam bentuk makalah dengan
judul “Bahasa Indonesia dan Jurnalistik”.
A.
Pengertian bahasa jurnalistik
Bahasa jurnalistik adalah gaya bahasa
yang digunakan wartawan dalam menulis berita. Disebut juga bahasa komunikasi
massa (Language of Mass Communication, disebut pula Newspaper Language), yakni
bahasa yang digunakan dalam komunikasi melalui media massa, baik komunikasi
lisan (tutur) di media elektronik maupun komunikasi tertulis dengan ciri khas
singkat, padat, dan mudah dipahami. Bahasa jurnalistik memiliki sifat-sifat
khas yang singkat, padat, sederhana, lancar,jelas, lugas, menarik, dan netral.
Namun tetap berdasar kepada bahasa baku.
Pengertian
menurut para ahli:
Menurut
Rosihan Anwar, bahasa jurnalistik
adalah satu ragam bahasa yang digunakan wartawan yang memiliki sifat-sifat khas
singkat, padat, sederhana, lancar, jelas, lugas, serta menarik. Berbeda dengan Prof. F. Wojowasito, bahasa jurnalistik
adalah bahasa komunikasi massa sebagai tampak dalam harian-harian dan
majalah-majalah. Menurut M. Wonohito
(bahasa surat kabar) bahasa jurnalistik adalah suatu jenis bahasa tertulis
yang memiliki sifat-sifatnya dengan bahasa sastra, bahasa ilmu atau bahasa buku
pada umumnya. Kurniawan Junaedhie
(Ensiklopedia Pers Indonesia) bahasa jurnalistik adalah bahasa yang
digunakan oleh penerbitan pers. Bahasa yang mengandung makna informatif,
persuasif, dan yang secara konsensus merupakan kata-kata yang bisa dimengerti
secara umum, harus singkat namun jelas dan tidak bertele-tele.
Bahasa
Baku
Bahasa baku adalah bahasa yang
digunakan oleh masyarakat paling luas pengaruhnya dan paling besar wibawanya.
Bahasa ini digunakan dalam situasi resmi, baik lisan maupun tetulis. Bahasa
baku menjalankan empat fungsi, yaitu:
Pertama,
pemersatu.
Kedua, penanda kepribadian. Ketiga, penambah wibawa. Keempat, kerangka acuan.
Acuan
penulis dalam menulis
Rosihan Anwar (2004) menmberikan beberapa patokam dalam
menggunakan bahasa jurnalistik.
·
Gunakan
kalimat-kalimat pendek
·
Gunakan
bahasa biasa yang mudah dipahami orang
·
Gunakan
bahasa sederhana dan jernih pengutaraannya
·
Gunakan
bahasa tanpa kalimat majemuk
·
Gunakan
kalimat aktif, bukan pasif.
·
Gunakan
bahasa padat dan kuat
·
Gunakan
bahasa positif, bukan negatif
Karakteristik
Bahasa Jurnalistik
Secara seksama, bahasa jurnalistik dapat
dibedakan berdasarkan bentuknya, yaitu Bahasa Jurnalistik Media Cetak, Bahasa
Jurnalistik Radio, Bahasa Jurnalistik Televisi, Bahasa Jurnalistik Media Online
Internet. Terdapat 17 karakteristik Bahasa Jurnalistik yang berlaku untuk semua
jenis media tersebut. Yaitu:
ü Sederhana
ü Singkat
ü Padat
ü Lugas
ü Jelas
ü Jernih
ü Menarik
ü Demokratis
ü Populis
ü Logis
ü Gramatikal
ü Menghindari kata tutur
ü Menghindari kata dan
istilah asing
ü Mengutamakan kalimat
aktif
ü Menghindari kata atau
istilah teknis
ü Tunduk kepada kaidah
etika
Media
massa memang tidak pernah lepas dari yang namanya Bahasa Indonesia. Media massa
mengambil peran besar dalam mempengaruhi pola tingkah laku masyarakat. Terutama
dalam segi bahasa. Bahasa yang digunakan di media massa semuanya akan ditiru
oleh masyarakat, baik yang asing maupun yang lokal. Masyarakat tentu saja tidak
menyaring terlebih dahulu sebelum mereka mengucapkan apa yang mereka ucapkan.
Bahasa yang mereka dapat dari media adalah bahasa yang masyarakat anggap benar.
Jadi, bahasa yang media suguhkan berpengaruh besar bagi pembaca, pendengar, dan
pemirsa. Sehingga, bahasa yang digunakan oleh media adalah bahasa yang benar,
baik, dan sesuai kaidah. Selain mendapat informasi masyarakat juga tanpa sadar
telah belajar bahasa yang benar dan ikut melestarikan bahasa indonesia. Dan,
tulisan yang disajikan akan menarik dan indah jika sesuai dengan aturan
menulis, dan aturan tata bahasa yang ada.
Bagi para jurnalis yang berada pada bidangnya
hendaknya memperhatikan dan mendalami tentang bagaimana cara membuat sebuah
tulisan yang menarik dan sesuai dengan kaidah penulisan. Agar tidak terjadi
hal-hal yang salah seperti gagal menyampaikan makna tulisan kepada pembaca,
pendengar, dan pemirsanya. Karena, bahasa indonesia pada media mencerminkan
terjaganya bahasa indonesia. Jika bahasa media baik berarti bahasa bangsa juga
baik.
Bahasa indonesia menjadi erat kaitannya dengan jurnalistik,
karena bidang ini bekerja dengan pola susunan kata. Jurnalistik adalah bidang
yang banyak melakukan olah kata, jadi seorang jurnalis dituntut harus
benar-benar mampu menguasai semua hal yang berkaitan dengan bahasa, Tentu saja
bahasa indonesia. Penggunaan bahasa yang berkualitas dan berkarakter akan
membuat kualitas tersendiri bagi tulisan yang dihasilkan. Penulisan karya tulis
para jurnalis yang baik akan terlihat melalui penggunaan kalimat dan diksi yang
dipakai. Susunan kata yang dipadankan secara baik akan mencerminkan seorang
penulis yang baik pula. Jadi untuk para jurnalis muda terutama sangat
dianjurkan untuk memahami kaidah bahasa yang baik. Ketika setiap aturan dan
kaidah yang dianjurkan telah diterapkan, maka sangat mungkin karya yang luar
biasa akan tercipta. Dan tentu saja tidak akan terjadi kesalahan dalam
penyampaian makna kepada pembaca, pendengar, dan pemirsa. Dan menjadi salah
satu pilihan tetap para penikmat berita terutama.
Senin, 14 September 2015
Perspektif Komunikasi dalam Kajian Sosiologi
Peran penting dalam hal
bersosialisasi adalah efektivitas dalam berkomunikasi, dimana, terjadi proses
penyampaian isi pernyataan dari satu individu kepada individu lain atau dari
kelompok masyarakat yang satu kepada masyarakat lainnya. Ilmu komunikasi
dipandang penting oleh berbagai disiplin keilmuan, salah satunya adalah
sosiologi. Kajian multidisiplin meletakkan bagaimana ilmu komunikasi dan
sosiologi mampu bersinergi dalam persoalan sosial di masyarakat. Bagaimana pandangan
anda mengenai hal ini ?
Rabu, 08 Juli 2015
Haruskah Media Massa Yang di Salahkan?
Bahasa sebagai alat komunikasi antara
anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia.
Sering kali kita berkomunikasi pada
teman, orangtua, saudara, ataupun siapa saja yang sedang berkomunikasi dengan
kita sselalu menggunakan bahasa dalam penyampaiannya, bahasa kian hari kian
berfariasi dan semakin berkembang hingga saat ini. Hal ini dikarenakan karena
banyaknya factor yang bermacam macam, salah satunya yang berperan dalam
perubahan bahasa adalah media massa. kenapa media massa di sebut sebagai cermin
bahasa masyarakat?. Media massa adalah suatu media yang di gunakan sebagai
penyampaian berbagai informasi mengenai berbagai hal dalam bidang apa saja
ekonomi, politik, social dan banyak lainnya. Pada media massa dalam penyampaian
sebuah berita kepada khalayak selalu menggunakaan bahasa, baik media massa
cetak, maupun media massa elektronik.
Bahasa pada media massa cetak khususnya
yang keraap menjadi perhatian kita semua , bagaimana tidak. Media massa yang
sering kita lihat dan baca yang ternyata justru dapat memperburuk penggunaan
bahasa masyarakat sehari–hari. Namun apakah media massa yang harus di salahkan
? kesalahan pada bahasa di media massa memang tidak sewajarnya di tampilkan
namun kesalahan kesalahan sebagian itu juga tak semuanya di kesalahan pada
wartawan. Wartawan di tuntut untuk mencari sebuah berita dengan waktu yang
cepat dan tidak bole terlalu lama ,karena suatu berita yang menarik adalah
berita yang baru saja terjadi. Dengan adanya keterbatasan waktu terkadang
memang membuat seorang wartawan kewalahan untuk menulis sebuah berita belum
lagi mereka harus memilih diksi pada kalimat, yang nantinya ketika di baca
khalayak dari semua kalangan mengerti dengan maksud dari berita tersebut.
Media massa memiliki pengaruh besar
terhadap bahasa masyarakat.sering kita lihat bahwa penulisan pada media massa
cetak seperti Koran, majalah dll,yang masi saaja saalah dalam ejjaan yang di
sempurna , apakah hal ini adalah kesalahan murni dari wartawan? Jawabanya
aadalah belum tentu , karena seorang wartawan bertugas untuk mencari sebuah
berita dan menuliskan berita itu kembali dalam bentuk tuisan . namun sebelum di
terbitkan atau di tulis ada editor yang mengedit berita yang di buat oleh
wartawan. Disini kita sudah bisa menyimpulkan kesalahan bahasa atau ejaan pada
bahasa media massaa tidak di sebabkan karna wartawaan nya saja. media massa
yang memberikan segala informasi mengenai kejadian kejadian yang biasanya baru
dan baru hangat hangatnya di beritakan. Namun media masa juga harus kerap
memperhatikan sebuah tutur bahasa dan pengejaan pada sebuah berita yang baik .
Pada sebuah berita wartawan juga kerap
di tuntut untuk memeliki keahlian dalam pemilihan diksi (kata) pada kalimat.
Hal itu agar mewujudkan berita dan isi yang ada pada sebuah berita dapat di
mengerti oleh khalayak. Karena seperti yang kita ketahui tidak semua masyarakat
yang memiliki pendidikan tinggi. Hendaknya penulisan kata pada berita di media
massa harus lebih memperhatikan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Ketika
media massa cetak memberikan kata yang salah pada berita atau kata kata yang
baru di kenal yng semestinya kurang baik dan tidak termasuk dalam bahasa
Indonesia yang baik dan benar, membuat masyarakat atau khalayak akan meniru,
mengingat Koran atau media massa lainnya sering di baca oleh khalayak. Walaupun
media massa sudah tak memakai kata itu namun di kalangan masyarakat justru
membuming. Inilah yang menyebabkan masyarakat terpengaruh oleh bahasa yang ada
pada media massa.
Peran media massa sebagain cermin
bahasa pada masyarakat. Namun media massa serta kru yang mengikut serta dalam
penulisan berita hendaknya lebih selektif lagi untuk menampilkan kata kata yang
baru. Tidak bisa di pungkiri lagi masi banyak beberapa media massa cetak yang
menggunakan kata kata baru yang akhirnya akan di pergunakan oleh masyarakat
dalam bahasa sehari hari.hal ini membuat kita harus lebih selektif memilih urat
kabar yang akan kit abaca. Tidak hanya itu kita sebagai masyarakat hendaknya
dapat memfilter mana kata yang baik kita tiru dan mana kata yang tidak baik
kita gunakan .
Namun apakah media massa yang menjadi
sebab terjadinya perubahan bahasa pada masyarakat? Bagi para penulis
,jurnalistik ,wartawan mereka menganggap bahwa bahasa adalah sebuah senjata
mereka untuk menarik perhatian khalayak yang membacanya. Dengan bahasa itulaah
penulis dapat mempengaruhi suasana hati, pikiran, dan gejolak perasaan si
pembaca maupun pendengar. Karena ini penulis harus memiliki keahlian dalan kosa
kata yang baik dan benar yang menganut pada bahasa Indonesia yang baik dan
benar.dalam bahasa jurnalistik setiap kata harus mengandung sebuah makna,
bertenaga, agar daapat membuat pembaca atau pendengar ikut merasakan suasana
yang di ceritakan dalam berita .hal ini yang menuntut penulis membuat kata kata
yang baru yang dapat menarik perhatian khalayak, namun kata yang seperti apa
yang pantas untuk di tampilkan dalam berita, penulis harus lebih selektif lagi
dalam mengarang atau membuat kata kata yang baru. Yang nantinya akan di jadikan
atau di tiru sebagai bahasa sehari – hari dalam masyarakat.
Terkadang penulis tidak hanya
mengeluarkan kata kata baru, namun juga memakaian kata yang tdak pada
tempatnya. Kata kata yang kurang pantas untuk di dengar maupun di baca yang
seharusnya masi ada kata yang pantas dan layak menggantikan kata pada sebuah
kalimat. Seperti yang saya temui pada Koran RB dengan judul berita “ Mobil Truk
Cium Rumah Warga” pada kalimat itu
kata cium tidak sepantasnya di tuliskan pada kalimat tersebut. Kata cium
bermakna berbeda di situ seharusnya penulis menuliskan kata tabrak atau
menumbur. Ini yang di katakana penulisan sebuah berita harus menarik. Namun
menarik bukan berati denga kata kata yang tidak tepat penggunaannya.
Tidak hanya pada kesalaahan penempatan
kata yang tidak tepat pada kalimat saja, namun juga kerap kita lihat penulis
yang kurang teliti dalam penulisan berita sehingga terjadinya kata yang salah
salah, penulisan yang salah salah juga.hal ini di sebab kan karena keterbatasan
waktu yang menuntut penulis untuk segera menjadikan sebuah berita baru saja
berita terjadi wartawan harus di kejar kejar untuk membuat berita. Hal ini
menyebabkan kesalahan pada penulisan kata yang ada pada sebuah berita.
Di sini hendaknya media massa harus
menjaga bahasa Indonesia yang baik dan benar dengan lebih selektif lagi dalam
pemilihan kata yang digunakaan saat pembutan berita, serta mengutamakan bahasa
Indonesia yang baik dan benar .agar
peranan media massa sebagai cermin bahasa, dapat di terima dengan baik .
Namun masyarakat juga harus pandai dalam
memilah memilih kata kata yang seharusnya di tiru pada media massa, sekiranya
tidak baik tidak perlu di pakai dalam bahasa sehari hari.hal ini agar
mengurangi bahasa Indonesia yang kurang baik, dan tidak adnya kesalahan media
massa maupun khalayaknya. Agar Peran
media massa yang mempengaruhi bahasa masyarakat yang menggunakan bahasa yang
baik dan benar akan terwujud.
Rabu, 01 Juli 2015
Luqman, Mengejar Mimpi Sampai ke Amerika
“Membangun
rancangan mimpi itu tidak mudah, menuliskannya saja membuat tangan saya
bergetar... takut tidak bisa mewujudkannya. Namun saya percaya bersama
kesulitan ada kemudahan. Itu yang
membuat saya yakin mampu mewujudkan mimpi-mimpi saya”
Luqman Arjasari Asa adalah satu dari sekian banyaknya
orang-orang yang mempunyai mimpi hingga akhirnya ia dapat mewujudkan mimpinya. Pria
kelahiran Bengkulu, yang akrab sapa Luqman merupakan mahasiswa program studi Teknik
Elektro Fakultas Teknik Universitas Bengkulu angkatan tahun 2012. Pria yang
usianya masih sangat muda ini, 21 tahun merupakan anak pertama dari tiga bersaudara. Terlahir dari
keluarga yang memiliki ekonomi menengah kebawah, membuat Luqman harus berusaha
agar dapat memenuhi cita-cita besarnya.Berbekal kemauan yang kuat serta
tekat yang bulat, ia berhasil membuktikan bahwa sang pemimpi dapat mewujudkan
mimpinya berkuliah di Amerika Serikat.
Didalam kamarnya yang tak terlalu
besar, hanya berukuran 3x4 inilah tempat luqman membangun rancangan mimpi dan masa depannya. Menuliskan impian besarnya
untuk pergi ke Amerika dan menempuh pendidikan di sana. Ia menuliskan mimpi
pada selembar kertas yang bertuliskan “Luqman,
nggak tau gimana caranya... kamu harus pergi ke Amerika !” . Seperti sebuah
pepatah yang mengatakan “Pucuk dicinta
Ulampun tiba” kesempatan untuk kuliah di
Amerika hadir didepan mata. Semua bermula pada akhir Januari 2013 lalu, Luqman
mendapatkan informasi dari teman-temannya yang menempuh pendidikan luar negeri.
Informaasi beasiswa Global Ugrade
Exchange Program yang merupakan program beasiswa langsung dari pemerintah
Amerika. Luqman yang saat itu masih belum PD dengan kemampuan bahasa inggrisnya
yang masih dibawah standar sempat berkecil hati dan pesimis. Ia pun merenung
dan mengunci diri di kamar, berusaha membangun kepercayaan dalam diri. Melalui
informasi yang ia dapatkan selesksi beasiswa itu akan dilaksanakan pada bulan
November di tahun yang sama. Artinya ia mempunyai waktu selama sepuluh bulan
untuk berlatih dan mengembangkan kemampuan bahasa inggrisnya.
Luqman seperti tertampar kencang ketika
ia meragukan kemampuan dirinya, padahal ia sendiri mengetahui ada banyak sekali
rancangan-rancangan mimpi yang telah ia tulis dan ia tempelkan di dinding
kamar. Mengenggam erat-erat harapannya, Luqman pun belajar keras bahasa inggris
dan mencoba melatih speakingdan Conversation. Semua ia lakukan setiap
hari, tiada hari tanpa bahasa inggris, mulai dari menonton video berbahasa
inggris di Youtube, mendengarkan lagu-lagu berbahasa inggris, serta mempraktekan kata-kata bahasa inggris
melalui percakapan dengan teman-teman komunitasnya (KITA Club). Dalam komunitas
tersebut anggota kelompok didalamnya mempunyai visi dan misi yang sama yakni
mendapatkan beasiswa keluar negeri.
Waktu selama sepuluh bulan ia habiskan
untuk lebih banyak belajar bahasa inggris, ia menghabiskan waktu sepanjang
malam untuk belajar bahasa inggris hingga menghadap sang ilahi pada waktu
sepertiga malam walaupun dampaknya IPK semester 3 harus turun drastis. Tapi itu
tak membuat Luqman berkecil hati, ia tetap fokus pada tekadnya mendapatkan
beasiswa ke Amerika. Hingga akhirnya usaha kerasnya berbuah manis. Ia berhasil
melewati seleksi ketat dengan melengkapi persyaratan-persyaratan yang sudah
menjadi harga mati. Mengalahkan ribuaan pendaftar dari berbagai universitas di
seluruh Indonesia. Kesempatan langkah yang sekarang ada ditangannya, belajar 2
semester di Amerika berhasil ia wujudkan.
Tak ingin hanya memendam sendiri
kesuksesannya, Luqman membentuk sebuah komunitas sang pemimpi yang ia beri nama
“The Bloody Dreamers” yang merupakan
wadah untuk orang-orang yang siap mewujudkan mimpinya
mengejar beasiswa keluar negeri. Mamber
yang tercatatpun sekarang jumlahnya sudah ratusan yang terdiri dari mahasiswa
dari berbagai universitas yang ada di Kota Bengkulu. Selain itu komunitas ini juga aktif pada
kegiatan-kegiatan social seperti mengajar bahasa inggris dipanti asuhan,
bersih-bersih pantai, dll
Langganan:
Komentar (Atom)