“Membangun
rancangan mimpi itu tidak mudah, menuliskannya saja membuat tangan saya
bergetar... takut tidak bisa mewujudkannya. Namun saya percaya bersama
kesulitan ada kemudahan. Itu yang
membuat saya yakin mampu mewujudkan mimpi-mimpi saya”
Luqman Arjasari Asa adalah satu dari sekian banyaknya
orang-orang yang mempunyai mimpi hingga akhirnya ia dapat mewujudkan mimpinya. Pria
kelahiran Bengkulu, yang akrab sapa Luqman merupakan mahasiswa program studi Teknik
Elektro Fakultas Teknik Universitas Bengkulu angkatan tahun 2012. Pria yang
usianya masih sangat muda ini, 21 tahun merupakan anak pertama dari tiga bersaudara. Terlahir dari
keluarga yang memiliki ekonomi menengah kebawah, membuat Luqman harus berusaha
agar dapat memenuhi cita-cita besarnya.Berbekal kemauan yang kuat serta
tekat yang bulat, ia berhasil membuktikan bahwa sang pemimpi dapat mewujudkan
mimpinya berkuliah di Amerika Serikat.
Didalam kamarnya yang tak terlalu
besar, hanya berukuran 3x4 inilah tempat luqman membangun rancangan mimpi dan masa depannya. Menuliskan impian besarnya
untuk pergi ke Amerika dan menempuh pendidikan di sana. Ia menuliskan mimpi
pada selembar kertas yang bertuliskan “Luqman,
nggak tau gimana caranya... kamu harus pergi ke Amerika !” . Seperti sebuah
pepatah yang mengatakan “Pucuk dicinta
Ulampun tiba” kesempatan untuk kuliah di
Amerika hadir didepan mata. Semua bermula pada akhir Januari 2013 lalu, Luqman
mendapatkan informasi dari teman-temannya yang menempuh pendidikan luar negeri.
Informaasi beasiswa Global Ugrade
Exchange Program yang merupakan program beasiswa langsung dari pemerintah
Amerika. Luqman yang saat itu masih belum PD dengan kemampuan bahasa inggrisnya
yang masih dibawah standar sempat berkecil hati dan pesimis. Ia pun merenung
dan mengunci diri di kamar, berusaha membangun kepercayaan dalam diri. Melalui
informasi yang ia dapatkan selesksi beasiswa itu akan dilaksanakan pada bulan
November di tahun yang sama. Artinya ia mempunyai waktu selama sepuluh bulan
untuk berlatih dan mengembangkan kemampuan bahasa inggrisnya.
Luqman seperti tertampar kencang ketika
ia meragukan kemampuan dirinya, padahal ia sendiri mengetahui ada banyak sekali
rancangan-rancangan mimpi yang telah ia tulis dan ia tempelkan di dinding
kamar. Mengenggam erat-erat harapannya, Luqman pun belajar keras bahasa inggris
dan mencoba melatih speakingdan Conversation. Semua ia lakukan setiap
hari, tiada hari tanpa bahasa inggris, mulai dari menonton video berbahasa
inggris di Youtube, mendengarkan lagu-lagu berbahasa inggris, serta mempraktekan kata-kata bahasa inggris
melalui percakapan dengan teman-teman komunitasnya (KITA Club). Dalam komunitas
tersebut anggota kelompok didalamnya mempunyai visi dan misi yang sama yakni
mendapatkan beasiswa keluar negeri.
Waktu selama sepuluh bulan ia habiskan
untuk lebih banyak belajar bahasa inggris, ia menghabiskan waktu sepanjang
malam untuk belajar bahasa inggris hingga menghadap sang ilahi pada waktu
sepertiga malam walaupun dampaknya IPK semester 3 harus turun drastis. Tapi itu
tak membuat Luqman berkecil hati, ia tetap fokus pada tekadnya mendapatkan
beasiswa ke Amerika. Hingga akhirnya usaha kerasnya berbuah manis. Ia berhasil
melewati seleksi ketat dengan melengkapi persyaratan-persyaratan yang sudah
menjadi harga mati. Mengalahkan ribuaan pendaftar dari berbagai universitas di
seluruh Indonesia. Kesempatan langkah yang sekarang ada ditangannya, belajar 2
semester di Amerika berhasil ia wujudkan.
Tak ingin hanya memendam sendiri
kesuksesannya, Luqman membentuk sebuah komunitas sang pemimpi yang ia beri nama
“The Bloody Dreamers” yang merupakan
wadah untuk orang-orang yang siap mewujudkan mimpinya
mengejar beasiswa keluar negeri. Mamber
yang tercatatpun sekarang jumlahnya sudah ratusan yang terdiri dari mahasiswa
dari berbagai universitas yang ada di Kota Bengkulu. Selain itu komunitas ini juga aktif pada
kegiatan-kegiatan social seperti mengajar bahasa inggris dipanti asuhan,
bersih-bersih pantai, dll
Tidak ada komentar:
Posting Komentar