Saat ini, memahami eksistensi media pemberitaan tidak cukup hanya dengan mengkaji cara kerja praktisi serta khalayak dalam upaya mememenuhi kebutuhan informasi. Hal tersebut memerlukan juga penelusuran tentang perubahan konsep media pemberitaan yang dipengaruhi perkembangan teknologi pendukungnya. Konsep media senantiasa mengikuti dinamika peradaban manusia yang saat ini telah memasuki era masyarakat informasi (Aoyama & Castells, 2002). Jika dibandingkan dengan era sebelumnya (era masyarakat pertanian dan era masyarakat industri), media penyiaran abad ini memiliki karakteristik yang semakin kompleks.
Selain interaktivitas yang ditawarkan, media massa sekarang memiliki karakteristik yang tidak kalah penting, yaitu digitalisasi. Tidak dapat dipungkiri lagi, media penyiaran dengan platform digital memiliki banyak kelebihan dibandingkan media analog atau konvensional. Selain membuka jalur komunikasi dua arah, media baru era informasi memiliki performa kualitas tayangan serta sebaran yang lebih luas. Karakter terakhir yang diusung adalah Audience Generated, bahwa media baru memungkinkan khalayak mendistribus ikan konten yang mereka himpun sendiri (Straubhaar & LaRose, 2006).
Pada era masyarakat informasi industri media massa mau
tidak mau harus bertransformasi dari bentuk analog menjadi digital.
Karena ciri khas produk teknologi di era ini menawarkan produktivitas, efisiensi,
kecepatan dan lintas batas. Perangkat komunikasi teks, audio dan visual yang sebelumnya
terpisah kini berpadu dan
konvergen dalam
satu perangkat transmisi yang menggabungkan
fungsi media penyiaran lama ke dalam
satu platform media
baru. Semuanya didukung
oleh jaringan global Internet, yang bahwa media massa, komputer, dan jaringan telekomunikasi saling
berintegrasi atau bela kangan
lazim disebut sebagai konvergensi media
(Straubhaar & LaRose,
2006).
Perangkat komunikasi yang makin konvergen juga punya andil besar dalam perubahan tatanan distribusi informasi saat ini. Kamera yang terintegrasi dalam perangkat komunikasi nirkabel membuat informasi yang dihimpun menjadi lebih lengkap karena didukung visualisasi dari tempat peristiwa (Brown, 2012). Masyarakat atau khalayak dapat mendistribusikan informasi yang memiliki nilai berita, lebih cepat ketimbang seorang jurnalis sekalipun. Jika sudah begini, praktis pelaku industri media pemberitaan harus berpikir ulang guna menjaga eksistensi mereka sebagai penyaji informasi faktual mengikuti perkembangan teknologi komunikasi dan gaya hidup masyarakat yang mengiringnya. Mereka harus mengakomodasi kebangkitan Citizen Journalism atau pewarta warga, yang kemudian membuka keran partisipasi aktif masyarakat untuk mengumpulkan, memilih, dan melaporkan informasi yang memiliki nilai berita (Flew, 2008).
Kebangkitan Citizen Journalism atau pewarta warga berhubungan erat dengan meluasnya jaringan sosial media yang mengiringi perkembangan Information Communication Technology atau teknologi komunikasi informasi (ICT). Kehadiran media sosial memperlihatkan teknologi informasi dan komunikasi telah merambah semua aspek kehidupan manusia dalam konteks membangun hubungan sosial (Flew, 2008). Jaringan distribusi informasi melalui infrastruktur Internet praktis lebih luas bahkan bersifat global ketimbang jaringan media pemberitaan konvensional. Pola distribusi informasi pun beragam karena social software atau perangkat sosial yang berkembang lebih dari satu macam, seperti Blog, Facebook, Twitter, Youtube dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing. Praktis yang menjadi pertanyaan kemudian adalah tentang hal yang harus dilakukan praktisi media penyiaran profesional yang sudah ada dalam menyambut fenomena tersebut, dan mereka melihatnya sebagai suatu ancaman atau justru sebagai sebuah peluang.
Fenomena tumbuh pesatnya media sosial berikut pewarta warga tidak dapat diabaikan begitu saja oleh praktisi industri media massa mainstream. Pasalnya pola produksi dan distribusi informasi telah mengalami pergeseran seiring dengan penerapan perangkat komunikakasi berbasis teknologi informasi dan komunikasi. Media pemberitaan ekstrim sebenarnya telah melakukan sinergi dengan melakukan transformasi pada distribusi pemberitaannya. Transformasi sendiri adalah perubahan yang dilakukan berdasarkan suatu saran atau masukan yang berujung berupa output perubahan (Goldhaber, 1993). Ada upaya mengubah atau membuat berbeda dari segi produksi hingga penyajian informasi yang dilakukan media mainstream saat ini. Stasiun televisi berita Metro TV, misalnya, tidak cukup dengan hanya menyiarkan informasi di media televisi terestrial, tetapi juga menyiarkan konten berita di ranah media online metrotvnews.com. Metro TV juga memberikan kesempatan kepada pewarta warga untuk mengirimkan karya jurnalistiknya untuk ditayangkan di salah satu program acaranya yaitu Wideshot. Program yang mengapresiasikan karya jurnalisme warga ini disiarkan setiap hari senin-jumat jam 13.00 hingga 17.00 WIB. Selain itu Metro TV juga memberikan pelatihan melalui kegiatan roadshow ke berbagai daerah, termasuk memberikan anugerah bagi karya jurnalistik warga untuk kategori peristiwa maupun feature (Aryono, 2012).
Transformasi media pemberitaan dengan mens inergikan teknologi informasi dan komunikasi cepat latau lambat harus dilakukan praktisi industri media pemberitaan mainstream di Indonesia termasuk media televisi. Seperti halnya konsep televisi era digital yang dijabarkan Dominick (2009), transformasi tak cukup hanya dengan mengadopsi teknologi penyiaran digital tetapi juga outlet berita masa kini, yang penyiaran juga berbasis broadband atau teknologi Internet. Pengguna dalam hal ini khalayak adalah unsur penting yang mengendalikan arus konten yang disiarkan atau user-generated content, terkait dengan perubahan pola masyarakat era informasi dalam mengakses dan mendistribusikan berita (Dominick, 2009).
Disarikan melalui artikel TRANSFORMASI MEDIA MASSA MENUJU ERA MASYARAKAT INFORMASI DI INDONESIA
Wira Respati Marketing Communication
Department, Faculty of Economic and Communication, BINUS University Jln. K.H. Syahdan No.9,
Palmerah, Jakarta Barat 11480
warespati@gmail.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar