Selasa, 21 Maret 2017

Berita Berimbang dan Keberpihakan Politik



Sikap independen wartawan Indonesia saat ini masih dalam pertanyaan besar. Menghasilkan berita yang akurat, berimbang, dan tidak beretikad buruk  yang merupakan bunyi dari Kode Etik Jurnalistik Pasal 1 belum terealisasikan dengan baik. Beberapa berita maupun tulisan wartawan saat ini masih jauh mengarah pada terwujudnya pasal tersebut. Dapat dilihat dalam pemberitaan yang berbau politik saat ini khususnya pada beberapa media nasional.
Media massa yang seharusnya sebagai penyalur suara rakyat perlahan berpindah fungsi menjadipenyalur suara politik. Kegiatan politik tidak pernah terlepas dari aktivitas media, begitu juga sebaliknya. Perpindahan dari fungsi yang sebenarnya tersebut berdampak pada tulisan atau berita politik wartawan yang saat ini bisa dikatakan jauh dari suara hati nuraninya, tidak sesuai dengan penjelasan point a pada pasal ini yang mengatakan “ independen bararti memberitakan peristiwa atau fakta sesuai dengan suara hati nurani tanpa campur tangan, paksaan, dan intervensi dari pihak lain termasuk pemilik perusahaan pers,”. Kebanyakan wartawan masa kini bekerja mengabdikan dirinya untuk pemilik perusahaan pers tempat ia bekerja, bukan mengabdikan diri untuk rakyat.
Apalagi jika pemilik media tersebut masuk ke ranah politik dan berhubungan  dengan orang-orang yang berperan dalam kehidupan politik. Tentu kata “akurat” yang ada pada penjelasan point b yaitu berarti “dipercaya benar sesuai keadaan objektif ketika peristiwa terjadi,” masih dalam genggaman pimilik media sehingga wartawan yang seharusnya obyektif dalam memberikan atau menginformasikan sesuatu yang berbau politik masih belum terwujud.
Dampak lainnya yang terjadi adalah keberimbangan yang pada penjelasan point c mengatakan bahwa “berimbang” berarti semua pihak mendapat kesempatan setara.  Biasanya dalam berita politik, setiap media tentu memilki ideologi yang berbeda yang akan membawa pengaruh pada pengemasan berita tersebut. Hal lain yang menyebakan semakin parahnya dalam pengemasan berita adalah adanya “Konglomerasi media”,sehingga wartawan dalam memproses berita harus sesuai dengan kehendak dari pemilik media yang berkaitan dengan kepentingan ekonomi.
Selain ideologi, kepentingan politik dan konglomerasi media, masalah pribadi yang terjadi pada pemilik media dengan orang-orang yang ada dalam aktivitas politik juga mengharuskan wartawan yang bekerja dalam medianya menulis apa yang diperintahkan oleh pemiliknya, sehingga tidak jarang wartawan mencari informasi yang bertujuan menjatuhkan pihak tertentu yang bermasalah dengan pemilik media tersebut.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar