Rabu, 09 Januari 2013

“5 CM”





DITA KURMALASARI

5 CM ini adalah novel karya Donny Dhirgantoro yang menceritakan tentang Lima sahabat yang terdiri dari Arial, Genta, Zafran, Ian, dan satu-satunya cewek, Riani. Persahabatan mereka dimulai sejak SMA. Mereka sering ngumpul, cerita, diskusi dari hal yang penting sampai ke hal yang tidak penting, dari hal serius sampai hal yang aneh, dari main monopoli sampai VCD Bokep, terkadang mereka berfilosofi yang cukup cerdas tentang pendidikan, politik, nasionalisme, dll.
Setelah bosan mengelilingi Jakarta, mereka sepakat main monopoli di rumah Arial. Yang paling menyambut gembira kesepakatan itu adalah Zafran, bukan karena main monopolinya, tetapi karena akan ada kesempatan bertemu Adinda, kembaran Arial. Zafran sangat menyukai saudari sahabatnya itu.
Tempat yang paling favorit mereka ngumpul adalah Secret Garden, di rumah Arial. Di sanalah tempat mereka mencurahkan segala keluh kesah, sedih-gembira, canda-tawa dan di Secret Garden juga mereka memutuskan untuk tidak saling bertemu dan berkomunikasi selama tiga bulan. Mereka memutuskan itu karena merasa jenuh dengan dunia yang mereka jalani selama ini yang selalu berlima, kehidupan standar-standar aja. Mereka merasa tidak menemukan diri mereka sebenarnya, mereka ingin melihat dunia luar dan ingin punya mimpi.  
Sejak saat itu mereka sibuk dengan kegiatan masing-masing. Genta sibuk dengan Event Organizer-nya selalu merindukan bertemu Riani, sahabat sekaligus wanita idamannya. Ian yang mulai menyentuh skripsi yang sudah lama ditinggalkannya. Usaha Ian menyelesaikan skripsinya berhasil berkat bimbingan dengan dosennya, Pak Sukoto Legowo. Arial yang sibuk fitness, kuliah, PDKT dengan Indy yang dikenalnya di tempat fitness dan akhirnya jadian di Puncak, Bogor. Zafran yang terus berusaha mendekati dan bertemu dengan dinda. Riani yang cantik, cerdas dan selalu memperhatikan penampilan ini sibuk di mengurus urusan kantornya.
Sampai waktunya, yaitu tanggal 7 Agustus, Genta menge-SMS  kelima sahabatnya untuk berkumpul kembali pada tanggal 14 Agustus di Stasiun Kereta Senen dengan membawa perlengkapan mendaki dan makanan untuk empat hari. Mendapat SMS dari Genta, empat sahabat lainnya sangat gembira. Mereka berkumpul di Stasiun Kereta api Senen tepatnya di restoran padang, selain lima sahabat tersebut Adinda juga ikut dalam rombongan. Mereka meluapkan kegembiraanya yang selama ini tependam. Dengan barang bawaan masing-masing, mereka naik kereta api ekonomi Matarmaja trayek Malang Jakarta.
Selama perjalanan mereka bercerita, bercanda, dan berfilosofi sepuasnya, mereka sangat menikmati perjalanan kereta api ekonomi walaupun begitu panas, padat dan sesak. Banyak pengalaman yang mereka peroleh selama di kereta. Mereka bertemu orang baru, melihat pahitnya hidup rakyat pedesaaan, melihat indahnya alam, dan menambah kecintaan mereka pada Indonesia dari makanan khas tradisional yang mereka beli di beberapa station tempat kereta berhenti. Kereta api berhenti dibeberapa stasiun dan akhirnya sampai di stasiun Malang.
Setelah sampai di stasiun terakhir, mereka melanjutkan perjalanan menuju Mahameru. Perjalanan menuju puncak Mahameru penuh tantangan. Mereka berhenti dibeberapa tempat untuk beristirahat sebelum sampai ke puncak Mahameru. Mereka bertemu dengan beberapa gerombolan pendaki lain yang juga ingin ke puncak Mahameru tepat pada tanggal 17 Agustus. Tempat istirahat pertama mereka adalah Ranu Pane. Setelah itu, mereka melanjutkan perjalanan dengan menelusuri jalan setapak, lembah ilalang, hutan  dan melawan angin Semeru yang dinginnya menusuk tulang dan sampai di Ranu Kumbolo. Di sana mereka kembali menyaksikan keindahan alam yang diibaratkan surganya Sumeru. Setelah istiharat di Ranu Kumbolo mereka melanjutkan perjalanan menuju Arcopodo. Di sana mereka menemukan banyak batu nisan para pendaki yang hilang di gunung tersebut. Tantang terakhir yang harus mereka hadapi sebelum sampai ke puncak Mahameru adalah medan berpasir penuh kerikil yang sangat terjal, bila tidak hati-hati nyawa taruhannya. Rintang terakhir telah terlewati walaupun beberapa diantara mereka ada yang cidera, tetapi perjuangan mereka menuju puncak telah tercapai. Mereka bersama rombongan lain mengadakan upacara bendera 17 Agustus di puncak tertinggi Pulau Jawa, Indonesia. Setelah upacara sakral itu, mereka kembali menelusuri lembah Semeru dengan kebanggaan dan rasa cinta tanah air yang menggebu. Dalam perjalanan pulang, mereka istirahat di Ranu Kumbolo, di sanalah akhirnya Genta menutarakan isi hatinya pada Riani, tetapi diluar dugaan Riani curhat pada Genta tentang perasaanya pada Zafran. Genta sangat terkejut, tetapi ikut bahagia mendengarnya. Zafran yang menguping pembicaraan Genta dan Riani tersadar bahwa ternyata ada gadis yang lebih mencintainya dibandingkan Adinda.
Perjuangan menuju puncak Mahameru memberi banyak pelajaran berharga bagi mereka dalam memaknai hidup terutama bagaimana menggapai mimpi.  Mereka percaya semua keyakinan, harapan, cita-cita dan mimpi taruh menggantung 5 cm di depan kening maka semua itu akan tercapai dengan disertai doa. Perjalanan hidup mereka tidak luput dari cerita cinta yang berakhir dengan pasangan yang telah ditakdirkan, seperti Zafran dengan Riani, Arial dengan Indy, Genta dengan Ica (sahabat Riani), Adinda dengan Daniek, Ia dengan Bunda Happy.
Tema-tema yang disampaikan pengarang melalui novel ini antara lain tema sosial, tema moral, dan tema percintaan. Tema sosial telihat dari bagaimana komitmen untuk terus menjaga persahabatan dengan menyelesaikan masalah, menepati janji, saling membantu, menghargai kelebihan dan kekurangan masing-masing baik susah maupun senang terlihat selama perjalanan menuju puncak Mahameru. Tema moral yang diungkap disini adalah sedikit rapuhnya tembok pertahanan hawa nafsu anak muda seperti hobi nonton VCD Bokep.
Selain itu, tema moral yang diungkap juga adalah perjuangan anak muda untuk tetap bangga pada negeri Indonesia baik ditengah problematika yang ada. Sesungguhnya Indonesia kaya akan jiwa-jiwa muda pembela negara dan kaya dengan masyarakat yang berbudi luhur.  Hal tersebut terlihat saat pembicaran mereka selama perjalanan dari Jakarta sampai Pundak Mahameru. Tema percintaan juga dibumbui oleh pengarang dengan menciptakan beberapa pasangan yang tidak diduga sebelumnya dan seperti lingkaran cinta persahabatan.
Selain memiliki tema, novel ini termasuk bernilai sastra karena mengandung nilai sosial kemasyarakatan. Nilai-nilai tersebut tergambar dari sikap para tokoh dalam memaknai hidup untuk menggapai mimpi dengan belajar, melihat, dan merasakan sendiri kehidupan rakyat pedesaan selama perjalanan di kereta.
Pengarang juga menyajikan gambaran perbedaan kehidupan masyarakat kota dengan masyarakat pedesaan. Selain itu, nilai pendidikan dan politik juga digambarkan pengarang. Seperti pejuangan Ian untuk mencapai gelar sarjananya dan cerita keikut sertaan anak muda tersebut dalam demontrasi untuk reformasi pada tahun 1998.
Inilah hasil analisis saya terhadap 4 novel, yang berjudul Laskar pelangi, Ayat-ayat Cinta, Ketika Cinta Bertasbih dan 5 CM. Semoga Analisis  yang saya jelaskan memberikan manfaat kepada yang telah membacanya. J

Tidak ada komentar:

Posting Komentar