DITA KURMALASARI
5 CM ini adalah novel karya Donny Dhirgantoro yang menceritakan tentang Lima
sahabat yang terdiri dari Arial, Genta, Zafran, Ian, dan satu-satunya cewek,
Riani. Persahabatan mereka dimulai sejak SMA. Mereka sering ngumpul,
cerita, diskusi dari hal yang penting sampai ke hal yang tidak penting, dari
hal serius sampai hal yang aneh, dari main monopoli sampai VCD Bokep, terkadang
mereka berfilosofi yang cukup cerdas tentang pendidikan, politik, nasionalisme,
dll.
Setelah
bosan mengelilingi Jakarta, mereka sepakat main monopoli di rumah Arial. Yang
paling menyambut gembira kesepakatan itu adalah Zafran, bukan karena main
monopolinya, tetapi karena akan ada kesempatan bertemu Adinda, kembaran Arial.
Zafran sangat menyukai saudari sahabatnya itu.
Tempat
yang paling favorit mereka ngumpul adalah Secret Garden, di rumah
Arial. Di sanalah tempat mereka mencurahkan segala keluh kesah, sedih-gembira,
canda-tawa dan di Secret Garden juga mereka memutuskan untuk tidak
saling bertemu dan berkomunikasi selama tiga bulan. Mereka memutuskan itu
karena merasa jenuh dengan dunia yang mereka jalani selama ini yang selalu
berlima, kehidupan standar-standar aja. Mereka merasa tidak menemukan diri
mereka sebenarnya, mereka ingin melihat dunia luar dan ingin punya mimpi.
Sejak
saat itu mereka sibuk dengan kegiatan masing-masing. Genta sibuk dengan Event
Organizer-nya selalu merindukan bertemu Riani, sahabat sekaligus
wanita idamannya. Ian yang mulai menyentuh skripsi yang sudah lama
ditinggalkannya. Usaha Ian menyelesaikan skripsinya berhasil berkat bimbingan
dengan dosennya, Pak Sukoto Legowo. Arial yang sibuk fitness, kuliah,
PDKT dengan Indy yang dikenalnya di tempat fitness dan akhirnya jadian
di Puncak, Bogor. Zafran yang terus berusaha mendekati dan bertemu dengan
dinda. Riani yang cantik, cerdas dan selalu memperhatikan penampilan ini sibuk
di mengurus urusan kantornya.
Sampai
waktunya, yaitu tanggal 7 Agustus, Genta menge-SMS kelima sahabatnya
untuk berkumpul kembali pada tanggal 14 Agustus di Stasiun Kereta Senen dengan
membawa perlengkapan mendaki dan makanan untuk empat hari. Mendapat SMS dari
Genta, empat sahabat lainnya sangat gembira. Mereka berkumpul di Stasiun Kereta
api Senen tepatnya di restoran padang, selain lima sahabat tersebut Adinda juga
ikut dalam rombongan. Mereka meluapkan kegembiraanya yang selama ini tependam.
Dengan barang bawaan masing-masing, mereka naik kereta api ekonomi Matarmaja
trayek Malang Jakarta.
Selama
perjalanan mereka bercerita, bercanda, dan berfilosofi sepuasnya, mereka sangat
menikmati perjalanan kereta api ekonomi walaupun begitu panas, padat dan sesak.
Banyak pengalaman yang mereka peroleh selama di kereta. Mereka bertemu orang
baru, melihat pahitnya hidup rakyat pedesaaan, melihat indahnya alam, dan menambah
kecintaan mereka pada Indonesia dari makanan khas tradisional yang mereka beli
di beberapa station tempat kereta berhenti. Kereta api berhenti dibeberapa
stasiun dan akhirnya sampai di stasiun Malang.
Setelah
sampai di stasiun terakhir, mereka melanjutkan perjalanan menuju Mahameru.
Perjalanan menuju puncak Mahameru penuh tantangan. Mereka berhenti dibeberapa
tempat untuk beristirahat sebelum sampai ke puncak Mahameru. Mereka bertemu
dengan beberapa gerombolan pendaki lain yang juga ingin ke puncak Mahameru
tepat pada tanggal 17 Agustus. Tempat istirahat pertama mereka adalah Ranu
Pane. Setelah itu, mereka melanjutkan perjalanan dengan menelusuri jalan
setapak, lembah ilalang, hutan dan melawan angin Semeru yang dinginnya
menusuk tulang dan sampai di Ranu Kumbolo. Di sana mereka kembali menyaksikan
keindahan alam yang diibaratkan surganya Sumeru. Setelah istiharat di Ranu
Kumbolo mereka melanjutkan perjalanan menuju Arcopodo. Di sana mereka menemukan
banyak batu nisan para pendaki yang hilang di gunung tersebut. Tantang terakhir
yang harus mereka hadapi sebelum sampai ke puncak Mahameru adalah medan
berpasir penuh kerikil yang sangat terjal, bila tidak hati-hati nyawa
taruhannya. Rintang terakhir telah terlewati walaupun beberapa diantara mereka
ada yang cidera, tetapi perjuangan mereka menuju puncak telah tercapai. Mereka
bersama rombongan lain mengadakan upacara bendera 17 Agustus di puncak
tertinggi Pulau Jawa, Indonesia. Setelah upacara sakral itu, mereka kembali
menelusuri lembah Semeru dengan kebanggaan dan rasa cinta tanah air yang
menggebu. Dalam perjalanan pulang, mereka istirahat di Ranu Kumbolo, di sanalah
akhirnya Genta menutarakan isi hatinya pada Riani, tetapi diluar dugaan Riani
curhat pada Genta tentang perasaanya pada Zafran. Genta sangat terkejut, tetapi
ikut bahagia mendengarnya. Zafran yang menguping pembicaraan Genta dan Riani
tersadar bahwa ternyata ada gadis yang lebih mencintainya dibandingkan Adinda.
Perjuangan
menuju puncak Mahameru memberi banyak pelajaran berharga bagi mereka dalam
memaknai hidup terutama bagaimana menggapai mimpi. Mereka percaya semua
keyakinan, harapan, cita-cita dan mimpi taruh menggantung 5 cm di depan kening
maka semua itu akan tercapai dengan disertai doa. Perjalanan hidup mereka tidak
luput dari cerita cinta yang berakhir dengan pasangan yang telah ditakdirkan,
seperti Zafran dengan Riani, Arial dengan Indy, Genta dengan Ica (sahabat
Riani), Adinda dengan Daniek, Ia dengan Bunda Happy.
Tema-tema
yang disampaikan pengarang melalui novel ini antara lain tema sosial, tema
moral, dan tema percintaan. Tema sosial telihat dari bagaimana komitmen untuk
terus menjaga persahabatan dengan menyelesaikan masalah, menepati janji, saling
membantu, menghargai kelebihan dan kekurangan masing-masing baik susah maupun
senang terlihat selama perjalanan menuju puncak Mahameru. Tema moral yang
diungkap disini adalah sedikit rapuhnya tembok pertahanan hawa nafsu anak muda
seperti hobi nonton VCD Bokep.
Selain
itu, tema moral yang diungkap juga adalah perjuangan anak muda untuk tetap
bangga pada negeri Indonesia baik ditengah problematika yang ada. Sesungguhnya
Indonesia kaya akan jiwa-jiwa muda pembela negara dan kaya dengan masyarakat
yang berbudi luhur. Hal tersebut terlihat saat pembicaran mereka selama
perjalanan dari Jakarta sampai Pundak Mahameru. Tema percintaan juga dibumbui
oleh pengarang dengan menciptakan beberapa pasangan yang tidak diduga
sebelumnya dan seperti lingkaran cinta persahabatan.
Selain memiliki tema,
novel ini termasuk bernilai sastra karena mengandung nilai sosial
kemasyarakatan. Nilai-nilai tersebut tergambar dari sikap para tokoh dalam
memaknai hidup untuk menggapai mimpi dengan belajar, melihat, dan merasakan
sendiri kehidupan rakyat pedesaan selama perjalanan di kereta.
Pengarang
juga menyajikan gambaran perbedaan kehidupan masyarakat kota dengan masyarakat
pedesaan. Selain itu, nilai pendidikan dan politik juga digambarkan pengarang.
Seperti pejuangan Ian untuk mencapai gelar sarjananya dan cerita keikut sertaan
anak muda tersebut dalam demontrasi untuk reformasi pada tahun 1998.
Inilah
hasil analisis saya terhadap 4 novel, yang berjudul Laskar pelangi, Ayat-ayat
Cinta, Ketika Cinta Bertasbih dan 5 CM. Semoga Analisis yang saya jelaskan memberikan manfaat kepada
yang telah membacanya. J
Tidak ada komentar:
Posting Komentar