ARIS SETIAWAN
Dari video yang berjudul
Corruption Teacher dapat saya analisa bahwa penyampaian pesan yang langsung
tersirat melalui bahasa non verbal. Cukup kita amati sekilas tercantum
simbol-simbol seperti peta dunia di dinding kelas yang artinya korupsi ada di
seluruh dunia, benda-benda yang terbakar, seperti uang, tas, kue dan lainnya
menyatakan bahwa semua barang itu haram yang bukan milik guru tersebut. Ada
banyak anak-anak yang terlibat dalam film pendek tersebut yang merupakan korban
dari korupsi.
Korban bukan berarti dia yang di
korupsi tetapi saya melihat bahwa guru inilah yang secara tidak langsung
mengajarkan atau memberikan suatu contoh korupsi yang nanti dapat di tiru oleh
anak-anak tersebut di masa depan, dan uang haram hasil korupsi itu mendarah
daging bahkan saat hasil tersebut di pakai untuk menafkahi anak-anaknya dan di
konsumsi oleh anak-anaknya.
Back sound dari film pendek ini
juga di buat mencekam dan sesekali terdengar denting piano dan degupan yaang
kencang yang seolah INI ADALAH SEBUAH PERINGATAN!
Jilbab yang di kenakan oleh guru
tersebut merupakan tanda bahwa orang yang beriman dengan menutup auratnya pun,
atau seseorang yang taat pun dapat melakukan korupsi baik secara sengaja
ataupun tidak sengaja/ sadar atau tidak sadar.
Bahasa bukanlah medium transparan
yang secara netral menggambarkan realitas. Meski sering diabaikan, sebenarnya
bahasa berkait erat dengan kekuasaan. Meminjam pernyataan Ernest Cassirer,
bahasa adalah karakter yang mendefinisikan manusia, karena manusia juga
dikarakterisasikan oleh kreasi musik, seni, tari dan seluruh tingkat dari
bentuk-bentuk simbolik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar