Didalam manajemen media massa kita mempelajari tentang
bagaimana sebuah media menggunakan manajemen dalam mengatur dan mengelola media
massa. Dalam prosesnya manajemen ini mengatur bagaimana sebuah media itu hidup
dan berlangsung, didalamnya kita mengenal istilah planning atau perencanaan,
organizing atau pengorganisasian, controlling atau mengontrol, dan masih banyak
lagi kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan didalam menjalankan sebuah media massa
ini.
Media massa seperti yang kita ketahui adalah sebagai sebuah
sarana penyebarluasan informasi. Kita mengakses dan mendapatkan berita serta
informasi, semuanya itu berasal dari media massa. Kehadiran media massa saat
ini agaknya sudah menajdi bagian yang sangat penting bagi masyarakat mayoritas.
Apalagi jika dilihat pada kenyataan saat ini bahwa diera revolusi informasi
yang terjadi sekarang masyarakat seakan semakin hari makin haus akan informasi.
Keinginan masyarakat dalam menerima dan mendapatkan informasi
memang merupakan suatu hal yang sangat wajar karena memang dijaman sekarang
berita adalah sangat penting, untuk mengetahui segala perkembangan yang ada dan
melihat bagaimana dunia berjalan bahkan berubah, sebagai contoh kita tidak
perlu pergi langsung ke India untuk melihat kejadian dimana suhu udara disana
meningkat drastis dan mengakibatkan kamatian pada beribu manusia disana, hal
ini tidak lain dan tidak bukan karena kita bisa melihat dan menyaksikan
pemberitaan tersebut melalui media massa yang dapat kita akses dengan mudah.
Media massa saat ini semakin mudah diakses oleh siapa saja.
Dari yang muda sampai yang tua. Tidak ada batasan umur didalam mengakses berita
dan dapat dikatakan bahwa berita sudah mendarah daging ditengah masyarakat saat
ini. Oleh karena itu rasanya tidak salah apabila dikatakan bahwa media massa
mampu mengubah dan membentuk opini tertentu dikalangan masyarakat karena
intensitasnya dalam penyampaian
informasi yang diberikan.
Keadaan yang demikian menurut saya cukup mengkhawatirkan dan
menantang disaat yang bersamaan. Mengkhawatirkan karena apabila pemberitaan
yang sarat akan kepentingan itu disebarluaskan kepada masyarakat yang tidak
mampu menyaring dan membedakan mana berita yang bisa dipercaya dan mana yang
tidak, maka persepsi yang akan diterima dan diproses oleh masyarakat tersebut
akan menjadi kacau dan bahkan salah. Dilain sisi bisa juga menjadi menantang
karena dengan mengetahui kondisi sekarang ini maka masyarakat dituntut untuk
menjadi lebih cerdas lagi didalam memilih dan menggunakan media sehingga
tingkat kedewasaan masyarakat didalam memilih dan menentukan media mana yang ia
anggap mampu memenuhi kebutuhannya akan informasi menjadi lebih baik lagi.
Media massa yang saat ini sudah berada ditengah-tengah
masyarakat keberadaannya tidak bisa dipandang sebelah mata lagi karena memang
sudah sangat penting dan pengaruhnya juga sangat besar. Yang masyarakat perlu
tahu mungkin adalah kenyataan bahwa media massa saat ini tidak lagi hanya
berperan sebagai institusi yang menyebarluaskan dan mempublikasikan informasi,
akan tetapi media massa juga telah berperan sebagai penyampai pesan langsung
kepada masyarakat. Contohnya ketika media massa memberitakan informasi seperti
“suami hajar istri sudah biasa, tapi istri menghajar suami ini baru luar
biasa”. Jika dilihat sekilas memang tidak ada yang janggal dari pemberitaan
tersebut, akan tetapi jika dianalisis lebih jauh maka akan terlihat bahwa media
mencoba menanamkan nilai-nilai tertantu kepada masyarakat bahwa memang kalau
suami menghajar istri sudah merupakan hal yang biasa dan tidak perlu
dipermasalahkan, akan tetapi jika suami dihajar istri baru perlu dipertanyakan.
Padahal, yang namanya dihajar tidak pernah biasa, melukai seseorang apalagi
seorang perempuan bagaimana mungkin dianggap sebagai hal yang biasa,
nilai-nilai yang salah inilah yang harusya lebih kita perhatikan agar tidak
menjerumuskan kita pada perspektif yang tidak baik dikarenakan oleh pemberitaan
media.
Hal yang demikian itu karena peran media yang berada pada
posisi sebagai institusi dan industri. Jika dilihat dari sisi institusi maka
media massa adalah lembaga yang sah dihadapan hukum Indonesia dan memiliki
hak-hak dan kewajiban tertentu. Sedangkan jika dilihat melalui perspektif
industri, maka media massa adalah sarana lapangan pekerjaan, barang, jasa dan
mampu membangkitkan industri lainnya yang berhubungan.
Media sebagai industri ini memang merupakan sebuah hal yang
baik apabila dilihat dari aspek memberikan lapangan pekerjaannya. Bayangkan
saja berapa banyak media massa yang ada di Indonesia pada saat ini, dan berapa
banyak pekerja yang bekerja didalam media massa tersebut dari wartwan sampai
pemimpin redaksi, tentu sangat banyak, dan pada kenyataan ini memang benar
bahwa media massa merupakan lapangan pekerjaan yang sangat menggiurkan dan
hampir semua orang bisa masuk dan bekerja dimedia massa selama ia memiliki apa
yang kita sebut dengan sense of news.
Namun, yang menjadi masalah adalah apabila media dan Industri
ini menjadi sebuah momok yang menakutkan bagi masyarakat. Yang saya maksud
adalah ketika media massa tidak lagi digunakan sebagai sarana penyebarluasan
informasi semata, akan tetapi banyak kepentingan-kepentingan terselubung yang
mencoba menyelinap masuk ditengah-tengah masyarakat dan mengakibatkan hal-hal
yang tidak kita inginkan.
Contoh realnya adalah keadaan media massa saat pemilihan calon
presiden beberapa waktu yang lalu, pada saat penghitungan cepat atau quick
count, seperti yang sama-sama kita tahu bahwa beberapa media besar di Indonesia
menampilkan hasil yang berbeda-beda mengenai hasil quick countnya. Tentu hal
ini membuat masyarakat menjadi bingung untuk memilih dan mempercayai media
massa yang mana, karena masing-masing media mengklaim bahwa hasil medianyalah
yang paling benar dan hasil media yang lain adalah salah. Masalah ini mungkin
dan bisa saja menjadi persoalan besar yang akhrinya dapat melahirkan sebuah
disintegrasi bangsa bahkan “peperangan” yang sama sekali tidak kita inginkan.
Hal ini tentu tidak bisa kita anggap sepele karena ini
menunjukkan bagaimana belang dan cacatnya media massa kita pada saat ini.
Kenyataan bahwa media massa kini bukan lagi sebagai jembatan antara informasi
kepada masyarakat, akan tetapi jembatan kepentingan-kepentingan pribadi dan
kelompok yang disuntikan secara paksa kepada masyarakat.
Fenomena ini juga terkait dengan kenyataan bahwa media dan
industri ini semakin memperkuat konglomerasi media yang terjadi saat ini.
Konglomerasi media adaslah keadaan dimana para pemiliki media menggunakan
medianya sebagai sarana penyebar kepentingannya sendiri. Dan media bukan lagi
sebagaimana mestinya, namun sudah menjadi sebuah industri ekonomi yang
menghasilkan keuntungan dan industri yang melahirkan calon-calon pemimpin yang
berhubungan dengan politik.
Hal inilah yang tidak boleh kita pungkiri terjadi
ditengah-tengah kita saat ini. Sehingga media dan Industri ini selain mungkin
memang membawa dampak yang kurang mengenakkan untuk masyarakat karena banyak
sekali informasi-informasi yang disebarluaskan hanya diperuntukkan untuk
kesenangan dan kepentingan beberapa orang saja, namun juga menjadikan
masyarakat lebih cerdas dan lebih bijaksana lagi didalam memilih dan
menggunakan media massa.
Tantangan yang tengah dihadapi masyarakat saat ini memang
bukanlah tantangan yang mudah, karena memang pada kenyataannya yang kuat dan
memiliki medialah yang berkuasa. Namun harus selalu kita ingat bahwasanya semua
hal pasti memiliki dua sisi, yaitu sisi negative dan sisi positif, yang buruk
dan yang baik. Tinggal masing-masing dari kita menyiapkan diri untuk menghadapi
tantangan ini dengan menanamkan nilai-nilai pribadi kita yang akan meloloskan
kita dari pemanfaatan yang sebagaian orang coba lakukan, sehingga media dan
industry ini terlepas dari berbagai dampak negatifnya mampu membawa kebaikan
dan kesejahteraan bagi kita semua.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar