Jumat, 19 Juni 2015

THE BLOODY DREAMER, PARA PEMBURU MIMPI KELUAR NEGERI


          Berawal dari kurangnya wadah dan kesempatan secara cuma-cuma untuk dapat meningkatkan kemampuan Bahasa Inggris. Luqman Arjasari Asa, mahasiswa Jurusan Teknik Elektro, Universitas Bengkulu ini terdorong untuk mendirikan komunitas bagi para anak muda yang berkeinginan untuk meningkatkan kemampuan Bahasa Inggris.
            Anak muda yang tergabung dalam komunitas ini adalah mereka yang selalu bersemangat dalam memperbaiki bahasa Inggrisnya dengan tekun. Tidak jarang, ditemukan ada beberapa dari mereka yang justru sangat tidak piawai berbahasa Inggris, namun mereka tetap percaya diri dan terus belajar.
Mengapa semangat para anak muda ini begitu kuat? Tidak lain dan tidak bukan adalah karena mimpi besar bisa memperoleh jalan ke luar negeri. Karena hampir seluruh dari anggota komunitas ini bermimpi ingin ke luar negeri, Luqman sebagai pendiri pun menamakan komunitas ini menjadi The Bloody Dreamer atau Para Pemimpi yang Berdarah-darah.
Komunitas ini didirikan oleh Luqman pada Bulan Oktober 2013 dan Ia tidak menyebutkan tanggal pastinya. “The Bloody Dreamer ini saya dirikan sekitaran bulan Oktober 2013,” ujar Luqman yang merupakan penerima beasiswa AMINEF itu.
Menggunakan kalimat The Bloody Dreamer untuk menyebut komunitas tersebut bukan tanpa alasan. Pasalnya, menurut Luqman jika seseorang ingin mewujudkan mimpinya agar sampai ke luar negeri harus disertakan dengan perjuangan yang besar dan “gila-gilaan”, bila perlu hingga “berdarah-darah”. Makna perjuangan itulah yang berada dibalik kalimat The Bloody Dreamer tersebut.
Walaupun makna dari The Bloody Dreamer sangatlah berat, namun setiap kegiatan yang dilakukan dalam komunitas ini sangat ringan dan sederhana. Mereka mengadakan kegiatan setiap hari Minggu dengan diisi oleh obrolan santai menggunakan bahasa Inggris. “Kita pokoknya ngobrol apa saja setiap kali pertemuan, tapi tetap pakai bahasa Inggris. Kita juga ada games, semuanya Full English,” tegas Luqman dengan tersenyum.
Selain mengadakan percakapan dan games yang menggunakan bahasa Inggris, The Bloody Dreamer ini juga memberikan kontribusi bagi lingkungan masyarakat. Kontribusi tersebut diberikan lewat kegiatan bersih-bersih di Pantai Panjang sebagai upaya menjaga lingkungan pariwisata di kota Bengkulu. “Kita mengadakan bersih-bersih pantai dan mengajak masyarakat juga,” tutur Luqman.
Luqman yang merupakan penerima beasiswa AMINEF ini juga menjabarkan tentang prestasi-prestasi yang telah dicapai oleh para anggotanya di The Bloody Dreamer. Anggota di The Bloody Dreamer ini sudah mengunjungi sejumlah negara seperti, Thailand, Jepang, Malaysia, hingga ke Amerika Serikat lewat berbagai macam program beasiswa. Selain itu juga, para anggota komunitas berbahasa Inggris ini juga memiliki prestasi di bidang lainnya seperti lomba Karya Tulis Ilmiah Nasional, Debat Bahasa Inggris, hingga prestasi akademik di dalam kampus masing-masing anggota.
Dengan wajahnya yang terlihat bangga, Luqman berharap semoga kedepannya akan semakin banyak anggota-anggota dari The Bloody Dreamer ini dapat mencapai mimpinya ke luar negeri seperti dirinya. “Semoga makin banyak kawan-kawan yang bisa pergi ke luar negeri, dan semoga makin banyak yang bergabung di The Bloody Dreamer. Tidak Perlu takut untuk bisa berbahasa Inggris, saya cuma butuh waktu 10 bulan untuk bisa lancar berbahasa Inggris, asalkan tekun,” tandasnya. (SRS)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar