Berawal dari kurangnya
wadah dan kesempatan secara cuma-cuma untuk dapat meningkatkan kemampuan Bahasa
Inggris. Luqman Arjasari Asa, mahasiswa Jurusan Teknik Elektro, Universitas
Bengkulu ini terdorong untuk mendirikan komunitas bagi para anak muda yang
berkeinginan untuk meningkatkan kemampuan Bahasa Inggris.
Anak muda yang tergabung dalam
komunitas ini adalah mereka yang selalu bersemangat dalam memperbaiki bahasa
Inggrisnya dengan tekun. Tidak jarang, ditemukan ada beberapa dari mereka yang
justru sangat tidak piawai berbahasa Inggris, namun mereka tetap percaya diri
dan terus belajar.
Mengapa
semangat para anak muda ini begitu kuat? Tidak lain dan tidak bukan adalah
karena mimpi besar bisa memperoleh jalan ke luar negeri. Karena hampir seluruh
dari anggota komunitas ini bermimpi ingin ke luar negeri, Luqman sebagai
pendiri pun menamakan komunitas ini menjadi The
Bloody Dreamer atau Para Pemimpi yang Berdarah-darah.
Komunitas
ini didirikan oleh Luqman pada Bulan Oktober 2013 dan Ia tidak menyebutkan
tanggal pastinya. “The Bloody Dreamer
ini saya dirikan sekitaran bulan Oktober 2013,” ujar Luqman yang merupakan
penerima beasiswa AMINEF itu.
Menggunakan
kalimat The Bloody Dreamer untuk
menyebut komunitas tersebut bukan tanpa alasan. Pasalnya, menurut Luqman jika
seseorang ingin mewujudkan mimpinya agar sampai ke luar negeri harus disertakan
dengan perjuangan yang besar dan “gila-gilaan”, bila perlu hingga
“berdarah-darah”. Makna perjuangan itulah yang berada dibalik kalimat The Bloody Dreamer tersebut.
Walaupun
makna dari The Bloody Dreamer
sangatlah berat, namun setiap kegiatan yang dilakukan dalam komunitas ini
sangat ringan dan sederhana. Mereka mengadakan kegiatan setiap hari Minggu
dengan diisi oleh obrolan santai menggunakan bahasa Inggris. “Kita pokoknya
ngobrol apa saja setiap kali pertemuan, tapi tetap pakai bahasa Inggris. Kita
juga ada games, semuanya Full English,”
tegas Luqman dengan tersenyum.
Selain
mengadakan percakapan dan games yang menggunakan bahasa Inggris, The Bloody Dreamer ini juga memberikan
kontribusi bagi lingkungan masyarakat. Kontribusi tersebut diberikan lewat
kegiatan bersih-bersih di Pantai Panjang sebagai upaya menjaga lingkungan pariwisata
di kota Bengkulu. “Kita mengadakan bersih-bersih pantai dan mengajak masyarakat
juga,” tutur Luqman.
Luqman
yang merupakan penerima beasiswa AMINEF ini juga menjabarkan tentang
prestasi-prestasi yang telah dicapai oleh para anggotanya di The Bloody Dreamer.
Anggota di The Bloody Dreamer ini
sudah mengunjungi sejumlah negara seperti, Thailand, Jepang, Malaysia, hingga
ke Amerika Serikat lewat berbagai macam program beasiswa. Selain itu juga, para
anggota komunitas berbahasa Inggris ini juga memiliki prestasi di bidang
lainnya seperti lomba Karya Tulis Ilmiah Nasional, Debat Bahasa Inggris, hingga
prestasi akademik di dalam kampus masing-masing anggota.
Dengan
wajahnya yang terlihat bangga, Luqman berharap semoga kedepannya akan semakin
banyak anggota-anggota dari The Bloody
Dreamer ini dapat mencapai mimpinya ke luar negeri seperti dirinya. “Semoga
makin banyak kawan-kawan yang bisa pergi ke luar negeri, dan semoga makin
banyak yang bergabung di The Bloody
Dreamer. Tidak Perlu takut untuk bisa berbahasa Inggris, saya cuma butuh
waktu 10 bulan untuk bisa lancar berbahasa Inggris, asalkan tekun,” tandasnya. (SRS)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar