Dita Kurmala Sari
Novel ini menceritakan tentang seorang
Santri Salaf, bernama Muhammad Ayyas yang hidup di negeri Paling menjunjung
tinggi Seks Bebas dan Pornografi, yaitu RUSIA. Dinegeri yang bebas itu Ayyas
teruji iman nya akan kecantikan nonik muda Moskwa yang bernama Linor. Dalam
perjalanan hidupnya di negeri yang serba Bebas itu, Ayyas selalu berusaha untuk
tetap menjadi santri yang teladan dan selalu mengingat pesan Kiai Lukman hakim,
yang mengatakan “ingatlah nak, Kecantikan wanita itu yang menjadi sebab para santri dan
satria agung batal bertapanya!”.
Dinegeri yang bebas itu kebanyakan
penduduknya berkaum komunis dan tidak memiliki agama. Semua norma-norma yang
terdapat dalam sebuah agama, tidak pernah diterapkan dinegara itu. Dan dinegara
itu semua bebas melakukan Pornografi dan Seks Bebas. Ayyas
pun selalu menjalankan ibadahnya walaupun terkadang banyak sekali godaan yang
datang menerpanya. Dan pada akhirnya, Kekuatan Iman Ayyas pun membuahkan hasil.
Linor yang awalnya seorang gadis Rusia yang sangat membenci ISLAM dan bahkan
menjadi mata-mata kaum komunis ternyata memiliki ibu Kandung yang
berwarganegara Palestina. Dan akhirnya Linor mengucapkan dua kalimat Syahadat
karena ia bermimpi bertemu ibunya yang sudah mati syahid ketika berangkat ke
Berlin.
Ayyas pun berlinang airmata ketika Linor
menceritakan semua proses penemuan hidayahnya. Setelah masuk Islam Linor pun
mengubah namanya menjadi Sofia yang merupakan salah satu nama istri Baginda
Rasulullah Muhammad Saw. Dia pun menutup semua auratnya dan sangat terlihat
cantik dan bersinar.
Sayangnya, Kebahagiaan yang dirasakan
oleh Ayyas tidak berlanjut hingga seterusnya, hal itu dikarena kan Sofia
ditembak mati oleh para kaum komunis yang menganggap Sofia telah menghianati
mereka. Dan pada saat itu adalah saat dimana Ayyas ingin melamar Sofia. Allah
selalu memberikan cobaan yang cukup besar terhadap semua kaumnya, akan tetapi
Allah tidak akan memberikan cobaan yang melalui batas dari tingkat keimanan
manusia. Ayyas pun mencoba bersabar dan lebih beristigfar, karena semua takdir
yang terjadi adalah yang terbaik dari Allah J
Dalam novel ini menurut saya terdapat
sebuah teori. Yaitu Teori Durkheim. Emile Durkheim
adalah tokoh yang sering disebut sebagai eksemplar dari lahirnya teori
fungsionalisme. Ia anak seorang rabi Yahudi yang lahir di Epinal, Perancis
timur, tahun 1858. Namun Durkheim tidak mengikuti tradisi orang tuanya untuk
menjadi rabi. Ia memilih menjadi Katholik, namun kemudian memilih untuk tidak
tahu menahu (agnostic) tentang Katholikisme. Ia lebih menaruh perhatian pada
masalah moralitas, terutama moralitas kolektif.
Durkheim dalam bidang metodologi menulis
The Rule of Sociological Method yang diterbitkan tahun 1895.
Tahun 1897 Durkheim menjadi guru besar di Bordeaux. Karya Durkheim lain yang
berpengaruh dalam ilmu sosiologi adalah The Elementary Forms of
Religious Life yang terbit tahun 1912. Pemikiran Durkheim secara umum
memberikan landasan dasar bagi konsep-konsep sosiologi melalui kajian-kajiannya
terhadap elemen-elemen pembentuk kohesi social, pembagian kerja dalam masyarakat,
implikasi dari formasi social baru yang melahirkan gejala anomie, dan
nilai-nilai kolekltif, termasuk juga tentang aksi dan interaksi individu dalam
masyarakat. Inilah yang menjadi dasar Durkheim mengembangkan sosiologi dalam
bidang social keagamaan dan politik.
Dimana Emile Durkheim mengatakan bahwa
masyarakat adalah solidaritas mekanik, yaitu masyarakat yang
ditandai oleh ikatan sosial yang didasarkan pada persepsi bahwa mereka adalah
sama dan memiliki rasa kebersamaan yang kuat. Dalam masyarakat ini, orang
sering terlibat dalam kegiatan bersama dan menghayati pola hidup dan kebudayaan
yang sama. Norma-norma dan nilai-nilai di dalam kehidupan bersama dihayati dan
dipegang serta dipelihara oleh tiap-tiap anggota.
Sebagai Contoh, ketika Ayyas memilih Rusia
sebagai Negara yang akan di huni nya. Dimana Negara itu memiliki pertentangan
dengan norma yang di anut oleh Ayyas, akan tetapi Ayyas tetap menjalani
rutinitas pekerjaannnya seperti biasa dan beradaptasi dengan warga negara Rusia
dengan baik.
Perhatian Durkheim yang utama adalah
bagaimana masyarakat dapat mempertahankan integritas dan koherensinya di masa
modern, ketika hal-hal seperti latar belakang keagamaan dan etnik bersama tidak
ada lagi. Untuk mempelajari kehidupan sosial di kalangan masyarakat modern,
Durkheim berusaha menciptakan salah satu pendekatan ilmiah
pertama terhadap fenomena sosial. Bersama Herbert
Spencer Durkheim adalah salah satu orang
pertama yang menjelaskan keberadaan dan sifat berbagai bagian dari masyarakat
dengan mengacu kepada fungsi yang mereka lakukan dalam mempertahankan kesehatan
dan keseimbangan masyarakat – suatu posisi yang kelak dikenal sebagai fungsionalisme. Durkheim juga
menekankan bahwa masyarakat lebih daripada sekadar jumlah dari seluruh
bagiannya.
Jadi berbeda dengan rekan sezamannya, Max
Weber, ia memusatkan perhatian bukan
kepada apa yang memotivasi tindakan-tindakan dari setiap pribadi (individualisme
metodologis), melainkan lebih
kepada penelitian terhadap "fakta-fakta
sosial", istilah yang diciptakannya
untuk menggambarkan fenomena yang ada dengan sendirinya dan yang tidak terikat
kepada tindakan individu. Ia berpendapat bahwa fakta sosial mempunyai
keberadaan yang independen yang lebih besar dan lebih objektif daripada
tindakan-tindakan individu yang membentuk masyarakat dan hanya dapat dijelaskan
melalui fakta-fakta sosial lainnya daripada, misalnya, melalui adaptasi
masyarakat terhadap iklim atau situasi
Memikir negara memiliki pengertian
pertukaran antara dua lingkup yang berbeda, yaitu negara dan masyarakat.
Kehidupan mental organ pemerintahan terorganisasi dan tersentralisasi.
Kehidupan psikis negara ditandai dengan kejelasan, "sadar" dan
menjadi penguasa terhadap dirinya sendiri. Sedang kehidupan psikis masyarakat
bersifat ganda.di setiap unit sosial ada mitos-mitos, dogma dan
kepercayaan-kepercayaan yang tersebar dan diwariskan, juga tradisi-tradisi
historis dan moral yang membentuk representasi bersama ke seluruh anggota
kesatuan sosial, aliran-aliran sosial yang lahir, tersebar dan lenyap, yang
segera diganti oleh yang lain. Semua ini bersirkulasi di antara
individu-individu yang membentuk kelompok politik, di antara milieu-milieu yang
membentuknya, dan di antara organ-organ yang membangunnya. kologis tertentu.
Cerita menarik sekali...
BalasHapuskarya2 habiburahman El Serazy memang luar biasa
terima kasih komentarnya
BalasHapus